Monday, September 8, 2014

[LN] Sakurasou no Pet na Kanojo | Volume 1 Bab 3 (Juni itu Melankolis) - Part 2

Yosh~!
Part 2 hampir selesaii~!
Nanti kalau sudah selesai semua part 1, 2, 3, dan 4 nya akan digabung dalam 1 Postingan baru...

Oh iya, Part 1-nya juga sudah bisa dilihat di Baka-Tsuki...
Ini link nya : Baca Bab 3 (Juni itu Melankolis) on Baka-Tsuki [Bahasa Indonesia]

Oke selamat membaca Part 2 nya~!


Bagian 2

=== Bagian 2 ===
"Oh, beri itu istirahat, kau."


Ini terjadi pada suatu hari dibulan Juni dimana Chihiro memanggil Sorata ke kantor guru.


"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu."


Chihiro menyilangkan kaki dan lengannya dan duduk di kursi dengan wajah yang mengatakan kalau dia tidak dalam keadaan yang baik.


"Kebetulan sekali. Aku juga ingin mengistirahatkannya juga. "


Lelucon yang dibuat untuk membuat emosi Chihiro mereda malah membuat Chihiro marah padanya.


"Ini bukan tentang Survey Karir masa depan itu lagi kan? "


Sekali lagi, dia melempar pertanyaan untuk memastikan situasi.


"Aku tidak memanggilmu untuk hal sekecil itu. "

"Tidak, tapi Aku pikir ini sama pentingnya dengan sebuah kardus kosong yang seharusnya berisi telur."


Apa yang Chihiro khawatirkan sebenarnya adalah fakta bahwa keadaan di Sakurasou itu sama mendungnya seperti cuaca dibulan Juni. Walaupun langit biru masih terlihat, awan gelap segera menutupi langit. Hujan yang membawa hawa lembab dan udara yang berat yang  menempel dikulit dan tak bisa dihindari selama sebulan, membuat kulit lengket. Itu semua karena Sorata.




- Aku akan keluar. Itulah yang Aku inginkan sejak awal.


Ini semua berawal dari kata-kata itu. Tak terhitung berapa kali Sorata bilang begitu, dan setiap waktu, itu membuat dirinya merasa kesal. Dia tau kalau tidak akan mudah untuk pindah jika dia menyadari fakta-faktanya terlebih dahulu. Namun, bisa atau tidaknya dia benar-benar dapat membuat sebuah keputusan adalah masalah yang berbeda. Jin ditangan lain, mulai kembali ke Sakurasou dalam 4 hari perminggu untuk membuktikan janjinya. Dan juga, kerja keras selama sebulan untuk menemukan majikan baru untuk kucing-kucingnya sudah selesai, karena dia bilang sudah menemukan empat calon majikan baru.


Memang sangat berbeda dari kepribadiannya, tapi setiap pagi, bukannya sebuah ucapan selamat pagi, Jin selalu menanyakan Sorata apakah dia sudah membuat keputusan atau belum.


"Aku masih berpikir tentang hal itu."


Disaat Sorata menjawab demikian, Jin  menepuk pundaknya dan membalas.


"Pikirkan hal itu baik-baik, Kohai-kun."


Berkat Jin, Sorata masih jauh dari lautan dalam yang kelam dan bertahan. Misaki memperlakukannya dengan cara yang sama sebelumnya, dan dia sering berbicara dengan Ryunosuke lewat email. Tapi tiga hari yang lalu, Ryunosuke memberikan sebuah pemberitahuan kecil.



- Kanda memegang sebuah senjata beracun yang mengelilingi Sakurasou. Aku ingin kau cepat membuat keputusan. Tidak usah dibalas. Tunjukkan saja hasilnya.


Itulah pesan yang tiba-tiba datang. Dia mengatakan ratusan hal-hal lain untuk Sorata, tapi disaat dia membalas dengan cara yang membingungkan,


- Jika kau terus mengatakan hal-hal membosankan, Akan ku buang kau ke Teluk Sagami. Dari Maid-chan yang menyarankan Teluk Sagami karena lebih dekat dari Teluk Tokyo.


Bukankah itu adalah jawaban yang sangat tidak lucu? Tapi masalah utamanya adalah Keadaanya dengan Mashiro. Membangunkannya dipagi hari, membuat sarapan, membelikannya baumkuchen disaat dia bilang ingin makan itu adalah keseharian mereka yang tidak berubah, tapi disaat mereka sedang dalam sebuah obrolan, mereka tidak bicara dalam ketepatan yang sama.


"Sudah pagi, Shiina."

"... Pagi."

"Yeah, pagi."

"....."

"....."


Selalu ada kesunyian yang canggung didalam obrolan mereka.


"Cuaca hari ini sangat cerah ya."

"Kau benar."

"..."

"..."




Sorata ingin berbicara sesuatu, tapi dia menahannya. Disisi lain, jika Mashiro tidak merasakan apapun, itu menempatkan Sorata dalam situasi yang membingungkan. Jarak diantara mereka, yang Sorata tidak terlalu memikirkannya, membesar dan menutupi Sakurasou dengan atmosfir yang berat. Dan akhirnya, setelah mecapai batasnya, Chihiro memanggil Sorata. Itu cukup serius bagi Chihiro yang biasanya tidak peduli tentang apapun untuk memasukinya. Hal ini belum pernah terjadi hingga sekarang.


"Kanda, apakah kau mendengarku?"


Responnya ke Chihiro, seperti orang mabuk.


"Apa yang membuatmu tertekan, bahkan Aku belum pernah melihat langsung atmosfer yang seperti sebuah keluarga yang ingin bercerai?"

"Takatsu, yang istrinya kembali ke keluarganya bulan lalu itu memelototimu seperti seolah-olah kau itu musuhnya, jadi harap jaga kata-katamu."

"Istrinya lari karena mereka menikah."

"Ya tuhan, ada apa dengan kau."

"Kau tahu, untukku, Aku tidak peduli dengan masalah orang lain, tapi jangan bawa Aku ke masalah itu."

"Apakah itu sesuatu yang bisa diucapkan oleh seorang guru didalam Kantornya?!"

"Aku tak perlu memperhatikan orang lain, jika Aku belum menikah."

"Tapi, kau memberitahuku kalau itu yang kau inginkan sebelumnya."

"Jangan khawatirkan hal-hal kecil."

"Tolong berilah perhatian lebih kepada hal-hal kecil juga!"


Setiap guru dan murid yang ada diruangan ini memalingkan perhatian mereka pada Sorata dan Chihiro. Semua orang berpura-pura melakukan pekerjaan mereka sambil mendengarkan dan memengambil pandangan cepat pada kedua orang itu. Yang lain melihat masalah Sorata dengan tidak peduli. Tak ada orang yang ingin masuk kedalam masalah ini.


"~Yay, dia sudah diomeli. Itu adalah hukuman dari tuhan karena tidur saat pelajaranku.~"


Tidak, ada satu orang. Duduk didepan Chihiro. Dia adalah Shiroyama Koharu yang mengajar Bahasa Jepang, menikmati adegan ini. Dia tidak mencoba untuk menyembunyikannya. Dia menikmati dirinya sepenuhnya.


"Kau, diamlah. Para murid tidur saat pelajaranmu karena berpikir kau itu bodoh."

"Kasar sekali. Bukankah Chihiro ada dipihakku?"


Dia menggembungkan pipinya seperti anak kecil. Sorata bingung apakah hal yang baik atau tidak bagi kedua orang ini, wanita tiga puluh tahunan bertingkah-laku seperti ini.


"Kanda."

"Kenapa?"

"Aku akan memberikanmu tugas."

"Eh, kenapa?!"

"Itu hukumanmu karena membuatku kesal."

"Wow, kau menyalahgunakan otoritasmu sebagai seorang guru."

"Itu pilihanmu kalau kau ingin pergi dari Sakurasou, tapi bersihkanlah kekacauan yang kau buat. Apapun yang kau pilih. Aku sangat benci untuk membersihkan kekacauan yang telah kau perbuat.

"Baiklah."

"Kalau kau tidak bisa, Aku akan memberikanmu hukuman untuk menikahi antara aku atau Koharu."

"Wow, itu adalah hukuman yang paling buruk yang pernah kudengar."

"Kanda, bisakah kau menjelaskan tentang dirimu?"

"Ya, Kanda. Seperti yang kau lihat, Aku adalah wanita yang baik, dan juga Koharu tidak terlihat seperti itu, dia akan melakukan yang terbaik diranjang dan menyenangkanmu."

"Apa yang kau katakan didalam Kantor Guru?!"

"Tidak apa. Guru disini semuanya orang dewasa, jadi mereka akan mengira kalau itu hanya lelucon."


Lalu, Mengapa guru sejarah tersedak oleh kentang manis yokannya? Itu juga aneh karena guru fisika tiba-tiba melompat karena dia ketumpahan teh panasnya. Apakah hanya perasaan Sorata kalau semua guru laki-laki melihat dengan tatapan aneh ke Koharu.


"Hmm, Kanda, Aku suka pria yang lebih cute. Tapi Aku bisa hampir meloloskanmu dalam hal itu. Lagian tidak ada yang tertarik padaku juga."

"Sensei, tolong hentikan Shiroyama-sensei. Dia sudah keluar dari jalurnya!"

"Tidak, Aku tidak mau mengganggu kalian."

Sorata sudah menduga jawaban itu.

"Kesampikan hal itu, bukankah wanita itu sedang menunggumu?"


Melihat keluar jendela, Mashiro sedang berdiri didekat pintu. Dia berdiri sambil memegang payung berwarna merah yang tidak terlalu cocok untuknya.


"Jangan ganggu diriku lagi."

Sorata mendengar dia di belakang punggungnya ketika ia keluar dari kantor.


Sorata pergi menuju kelasnya untuk mengambil tas miliknya, dan disaat dia berjalan keluar dari sekolah, dia bisa mendengar Jejak-kakinya Mashiro dibelakangnya. Sorata kembali berjalan di aspal, yang sudah menghitam karena hujan, dengan kecepatannya sendiri. Disaat jarak diantara mereka membesar, Mashiro berlari kecil dibelakang Sorata untuk mengejar. Walaupun dia mengetahuinya, Sorata tetap berjalan dan ingin meninggalkan Mashiro dibelakangnya.


Dia bisa merasakan bahwa Mashiro ingin mengatakan sesuatu. Namun ia memutuskan untuk tidak melihat kebelakang. Segera, rasa bersalah dalam dirinya tumbuh seiring dengan langkahnya dan ia menyerah bahkan sebelum mencapai setengah jalan ke Sakurasou. Dia berhenti didekat taman bermain, yang hanya memiliki sebuah kotak pasir dan beberapa ban, yang biasa dipakai untuk bermain saat dia masih kecil. Jejak kaki Mashiro juga berhenti.


"Kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku kan?"


Jika dia mencoba untuk memikat dia taik, dia mungkin akan mengatakan padanya untuk tidak pindah dari sakurasou, karena sejak hari itu (dimana Sorata bilang untuk pindah dari Sakurasou), Mashiro tidak mengucapkan satu kaatapun tentang hal itu. Sorata Sorata tidak mengatakan apapun juga. Harapannya untuk bisa pindah dari Sakurasou terhenti tanpa perubahan apapun. Karena Mashiro tidak membalas, Sorata mengalihkan perhatiannya pada payung merah yang dibawa Mashiro.


"Payung itu, tidak cocok untukmu."

"Karena ini punya Misaki-senpai"

"Dimana punyamu?"

"Rusak."

"Beli saja payung yang baru."

"Aku dilarang untuk berbelanja."

"Aku tahu."


Siapa yang tahu apa yang kan terjadi kalau dia membelinya sendiri.


"Jika bersama Sorata..."

"Nanti disaat Aku ada waktu luang."

"... OK."

"Kau ingin mengatakan sesuatu kan?"

Dia membuat Sorata menunggu kata-katanya. Setelah berpikir sebentar, Mashiro berkata,

"Aku ingin mengatakan hal ini sejak lama."


Dia melihat kedalam mata Sorata setelah menggumamkan itu.


Sorata mempersiapkan hatinya untuk apa yang akan datang selanjutnya.


"Aku berpikir kalau 'bakau' itu adalah kata yang salah sampai sekarang."

"Maaf. Tolong beri Aku waktu sebentar. Aku ingin menemukan realita dan kompromi (maksud) dari kalimat yang kau ucapkan."


Sorata meringkuk kebawah dan bergaya seperti sedang berpikir. 30 detik berpikir dengan konsentrasi, dan 1 menit mengumpulkan pemikirannya.


"Apakah kau memberikan lelucon itu untukku?"

"..."


Mashiro hampir tidak mungkin melakukan hal itu. Jadi itu artinya dia mengatakannya secara alami, mengatakan pendapat jujurnya. Tidak mungkin bagi otaknya Sorata untuk mengerti hal itu


"Apakah itu hal yang tepat untuk dibicarakan sekarang?! Bukan kan? Itu tidak mungkin kan?!"

"Lalu, kapan Aku bisa mengatakannya?"

"Kalau bisa, simpan saja itu dalam hatimu dan jangan keluarkan!"


Dia sudah mulai terbiasa dengan hal ini, tapi pukulan hari ini cukup kuat. Disisi lain, dia agak bersyukur bahwa Mashiro tidak bertanya tentang apa yang dia tidak mau dengar. Disaat Sorata mulai berjalan lagi, Mashiro menghentikannya.


"Tunggu."

"Kenapa?"


Sorata hanya melihat kedepan dan menunggu kata-kata dari Mashiro.


"Ikutlah denganku hari Minggu nanti."

"..."

"Ada tempat yang Aku ingin pergi untuk melukis latar."

"Apakah itu untuk Penghargaan Pemulamu?"

"Ya."

"Oh... tapi maaf. Aku sibuk dihari Minggu."


Sebenarnya dia cukup bebas dihari itu. Dia hanya tidak memiliki waktu luang untuk peduli tentang orang lain. Dan juga, jika dia mengikuti Mashiro, mereka tidak akan proktiv. Dia tidak mau melompat ke ladang penuh duri karena keinginannya.


"Coba ajak Jin."


Dia mengatakannya dengan maksud 'lakukan apa yang kau ingin lakukan'. Dia ingin mengatakan sesuatu yang lebih baik, tapi untuk sekarang, semua berjalan kearah yang tak diinginkannya.


"Baiklah. Aku akan melakukannya."


Mashiro mulai berjalan kedepan. Jika bisa, Sorata tak ingin mengatakan apapun, tapi melihat Mashiro dia tak bisa hindari hal itu.


"Hey, Shiina."

"Kenapa?"

"Kemana kau mau pergi?"

"Aku mau kembali ke Sakurasou."

"Asramanya ada di arah sebaliknya!"

"... Aku tahu itu."

"Jangan berbohong! Kau berjalan dengan pasti tadi."

"Tidak."

"Kau melakukannya!"

"Aku tidak melakukannya."

"Kau benar-benar tak bisa tertolong lago. Aku hampir pingsan."

"Sorata, kau harus memeriksa matamu."

"Kau juga harus memeriksa kepalamu!"


Hari itu, Sorata dan Mashiro terus mengobrol seperti biasa tanpa jeda lama didalamnya sepanjang jalan menuju Sakurasou.


<noinclude>
5 Ryuu Shiro Project: [LN] Sakurasou no Pet na Kanojo | Volume 1 Bab 3 (Juni itu Melankolis) - Part 2 Yosh~! Part 2 hampir selesaii~! Nanti kalau sudah selesai semua part 1, 2, 3, dan 4 nya akan digabung dalam 1 Postingan baru... Oh iya...

No comments:

Post a Comment

< >